Jelang UNPSA 2020, Kementerian PANRB Kawal Inovasi Lewat Bimbingan Proposal

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) melalui Kedeputian Pelayanan Publik memberikan bimbingan penyusunan proposal bagi inovasi dari kementerian, lembaga, serta pemerintah daerah. Proposal itu akan diusulkan untuk mengikuti The United Nations Public Service Awards (UNPSA) 2020. Jelang batas waktu pengumpulan proposal, para peserta diharapkan tetap percaya diri dan semangat karena inovasi yang telah diperkenalkan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir berhasil menorehkan prestasi di level Internasional. 

"Prestasi yang telah kita capai dapat menyemangati semua penyelenggara pelayanan publik dan kita lebih 'pede' karena kita tidak kalah dari negara-negara lain saat dunia berbicara mengenai pelayanan publik,” ujar Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa saat memberikan arahan dalam Bimbingan Proposal Inovasi Pelayanan Publik Indonesia untuk The United Nations Public Service Awards (UNPSA) 2020, Kamis (31/10). 

Keyakinan tersebut harus dimiliki oleh para penyelenggara pelayanan publik lantaran Indonesia telah meraih juara I UNPSA dua kali berturut-turut. Inovasi pertama adalah Sistem EDAT (Early Diagnosis And Treatment) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni di tahun 2018 dan yang kedua inovasi PetaBencana.id dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di tahun 2019. 

Salah satu terobosan di bidang pelayanan publik yang saat ini sedang dipersiapkan untuk berkompetisi dalam UNPSA 2020 dan mengikuti bimbingan proposal dari Kementerian PANRB adalah inovasi Jalan Lain Menuju Mandiri dan Sejahtera (Jalin Matra) yang berupa program Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Inovasi ini sempat menjadi finalis UNPSA 2018 untuk kategori promosi layanan publik yang responsif terhadap semua gender untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur Mohammad Yasin selaku peserta, menerangkan bahwa bimbingan dari fasilitator menjadi bekal untuk menyempurnakan inovasi Jalin Matra. “Kami menganggap ini sudah bagus, ternyata menurut Kementerian PANRB masih kurang, sehingga ada penyempurnaan terus-menerus sebelum kita submit ke UNPSA,” ujarnya. 

Usai inovator mempresentasikan proposalnya, fasilitator memberikan bimbingan penyusunan proposal dan data pendukung lainnya lewat diskusi. Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga meminta bimbingan kepada pemenang UNPSA 2018 yakni Sistem EDAT dari Teluk Bintuni. Beberapa masukan yang diterima antara lain strategi menyusun dan penyajian video serta mengolah data. 

Video yang belum mampu menarasikan fakta di lapangan akan dikreasikan kembali demi menggambarkan program secara utuh. Upaya perbaikan lainnya dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah membentuk tim penyusunan proposal. Salah satunya adalah mempertahankan kemitraan dengan Universitas Brawijaya untuk mengelola program yang dijalankan sejak tahun 2014. 

Penilaian yang diberikan bukan berdasarkan fakta di lapangan tapi berdasarkan data yang disajikan dalam bentuk proposal dan dokumentasi, oleh karena itu kejelian dan kreativitas peserta dalam menerjemahkan inovasi dan data sangat dibutuhkan. "Kita harus pandai-pandai mengeksplor data di lapangan dalam bentuk dokumentasi ataupun tulisan," pungkasnya. (p/ab)